Rabu, 07 Juni 2017

Manajemen Kelas


Manajemen kelas merupakan kegiatan menciptakan dan mempertahankan kondisi yang optimal bagi terjadinya proses belajar efektif di dalam kelas. Manajemen kelas yang efektif akan memaksimalkan kesempatan pembelajaran murid. Para pakar dalam bidang menajemen kelas melaporkan bahwa ada perubahan dalam pemikiran tentang cara terbaik untuk mengelola kelas.
Terdapat dua pandangan dalam mengelola kelas :
·         Pandangan lama : menekankan pada penciptaan dan pengaplikasian aturan untuk mengontrol tindak tanduk murid. Pandangan yang baru memfokuskan pada kebutuhan murid untuk mengembangkan hubungan dan kesempatan untuk menata diri  (Kennedy,dkk.,2001). Manajemen kelas yang mengorientasikan murid pada sikap pasif dan patuh pada aturan ketat dapat melemahkan keterlibatan murid dalam pembelajaran aktif, pemikiran, dan konstruksi pengetahuan sosial ( Charles & Senter,2002).
·         Pandangan baru :  lebih menekankan pada pembimbingan murid untuk menjadi lebih mau berdisiplin diri dan tidak terlalu menekankan pada control eksternal atas diri murid (Freiberg,1999). Secara historis, dalam manajemen kelas, guru dianggap sebagai pengatur. Dalam tren yang lebih menekankan pada pelajar, guru lebih dianggap sebagai pemandu, coordinator dan fasilitator (Freiberg,1999; Kauffman,dkk.,2002). Model manajemen kelas yang baru bukan mengarah pada mode permisif. Penekanan pada perhatian dan regulasi diri murid bukan berarti guru tidak bertanggung jawab atas apa yang terjadi di kelas (Emmer & Stough,2001).
Dalam menganalisis lingkungan kelas, Walter Doyle (1986) mendeskripsikan enam karakteristik yang merepleksikan kompleksitas dan potensi problemnya :

  1.          Kelas adalah multidimensional. Kelas adalah setting untuk banyak aktivitas, mulai dari aktivitas akademik seperti membaca, menulis, dan matematika, sampai aktivitas sosial, seperti bermain, berkomunikasi dengan teman, dan berdebat. Guru harus mencatat jadwal dan membuat murid menuruti dengan jadwal. Tugas harus diberikan, dimonitori, dikoleksi, dan dievaluasi. Murid punya kebutuhan individual yang lebih mungkin dipenuhi jika guru mau memerhatikannya.
  2.          Aktivitas terjadi secara simultan. Banyak aktivitas kelas terjadi secara simultan. Satu klaster (cluster) murid mungkin mengerjakan tugas menulis, yang lainnya mendiskusikan suatu cerita bersama guru, dan murid lainnya mengerjakan tugas yang lain, dan yang lainnya lagi mungkin berbicara tentang apa yang akan mereka lakukan setelah kelas dan seterusnya,
  3.          Hal- hal yang terjadi secara cepat. Kejadian sering kali terjadi di kelas dan membutuhkan respon cepat. Misalnya, dua murid berdebat tentang kepemilikan sebuah buku catatan; seorang murid mengeluh bahwa murid lain menyontek jawabannya, ada murid yang mendahului giliran, ada yang mencoret tangannya dengan pena, dua murid tiba-tiba bertengkar saling mengejek; atau murid bersikap kasar kepada Anda.
  4.          Kejadian seringkali tidak bias diprediksi. Meskipun Anda membuat rencana dengan hati-hati dan rapi, kemungkinan besar akan muncul kejadian diluar rencana :alarm kebakaran berbunyi; seorang murid sakit; dua murid berkelahi; computer rusak; pertemuan tak terduga; pemanas rusak di music dingin; dan sebagainya
  5.          Hanya ada sedikit privasi. Kelas adalah tempat public dimana murid melihat bagaimana guru mengatasi masalah, melihat kejadian tidak terduga, dan mengalami frustasi.
  6.          Kelas punya sejarah. Murid punya kenangan tentang apa yang terjadi dikelas pada waktu dahulu.
Strategi Manajemen Kelas

  1.         Mendesain lingkungan fisik kelas
  2.         Mencipatakan lingkungan yang positif.
  3.         Membangun dan menegakkan aturan di dalam kelas
  4.         Mengajak murid untuk bekerja sama
  5.         Mengatur problem secara efektif
  6.         Menggunakan strategi komunikasi
Gaya Penataan

  1.       Gaya auditorium : penataan ini membatasi kontak murid tatap muka dan guru bebas bergerak kemana saja.\
  2.        Gaya tatap muka : Gangguan dalam gaya ini lebih besar ketimbang pada susunan auditorial
  3.        Gaya off-set : Gangguan dalam gaya ini akan lebih sedikit ketimbang gaya tatap muka dan dapat efektif  untuk kegiatan pembelajaran kooperatif.
  4.        Gaya seminar :  Ini terutama efektif ketika Anda ingin murid berbicara satu sama lain atau bercakap-cakap dengan Anda.
  5.        Gaya klaster : Susunan ini terutam efektif untuk aktivitas pembelajaran kolaboratif.
 
itsaboutcrochet Blogger Template by Ipietoon Blogger Template